TEMPO.CO, Jakarta -Belakangan dunia maya dikagetkan soal makam yang viral di media sosial yang berada di tepi jalanan umum RT 03/RW 04, Pisangan Lama, Kelurahan Pisangan Timur, Pulogadung, Jakarta Timur.
Ternyata diketahui kalau makam tersebut berisi jasad seseorang yang dianggap sebaga Jawara Betawi bernama Mardjuki.
Batu nisan makam tersebut masih terpasang dengan nama Mardjuki yang terpahat dengan jelas.
Sementara di sampingnya terdapat kuburan dengan nama Nasyir tertera di Batu nisannya. Nasyir diketahui sebagai kolega dari Mardjuki. Tidak jauh dari dua makam itu terdapat satu makam lainnya tanpa batu nisan.
Beberapa warga sekitar, termasuk keturunan langsung dari Mardjuki, telah angkat bicara kepada media massa terkait keberadaan makam tersebut. Salah satunya adalah Safitriani, 36 tahun, yang merupakan cicit dari almarhum. "Kata nenek saya, beliau sebutan zaman dulu jagoan Betawi. Ya jawara," kata dia pada Rabu, 17 Juni 2020.
Warga melintas di dekat makam yang berada di jalan umum kawasan Pisangan Lama, Jakarta Timur, Selasa 16 Juni 2020. Warga setempat menyebutkan makam keluarga itu ada sejak 1940. (ANTARA/HO-Kelurahan Pisangan Timur)
Fitri mengatakan kini neneknya, putri dari Mardjuki, yang bernama Hj Muhana masih hidup dan tinggal di daerah Pisangan Lama. Menurut dia, keberadaan makam di tepi jalan itu akibat alih fungsi lahan. Fitri menyebut kalau dahulunya kawasan itu merupakan tanah kosong yang diwakafkan untuk pemakaman warga.
Seiring waktu, padatnya penduduk di lingkungan setempat mengakibatkan area pemakaman warga beralih fungsi menjadi kawasan padat hunian. Sebagian rumah penduduk, kata Fitri, berdiri di atas kuburan, meskipun sebagian jasad telah direlokasi pihak keluarga.
Ketua RT setempat, Basyir, membenarkan bahwa Mardjuki adalah tokoh masyarakat setempat yang dimakamkan sekitar tahun 1940. Ia juga menyebut kalau tidak ada warganya yang terganggu dengan keberadaan makam di tepi jalan tersebut. “Kecuali pendatang mungkin agak kaget lihatnya,” ujar dia.
Lurah Pisangan Timur, M. Iqbal, berencana merelokasi tiga makam itu, namun, terkendala restu dari keluarga dan ahli waris. Menurut dia, pihak kelurahan telah menawarkan pemindahan makam kepada keluarga Mardjuki. “Cuma keluarga tetap keukeuh (ngotot) tidak mau," kata dia pada Jumat, 19 Juni 2020.